M. Syakir : Kita Harus Hasilkan Inovasi Teknologi yang Tak Tersandera Perubahan Iklim

By Admin


nusakini.com - Bogor - Kepala Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian Dr. Ir. M. Syakir menegaskan kita harus hasilkan inovasi teknologi yang tidak tersandera perubahan iklim yakni ‘varietas amphibi’.

Sektor pertanian adalah usaha budidaya tumbuhan yang sangat tergantung pada kondisi iklim suatu lingkungan. Faktor cuaca sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan budidaya tanaman.

Isu perubahan iklim mulai terangkat sejak awal abad 19 dan aktual serta mulai dirasakan dampaknya terutama di wilayah-wilayah sub-tropis, sedang pada wilayah tropis mulai dirasakan di awal abad 20 ini.

Dampak iklim yang paling dirasakan khususnya di sektor pertanian Indonesia adalah naiknya suhu udara serta tidak tepatnya waktu hari hujan dan kering serta serangan OPT yang tidak terpetakan.

Mensiasati perubahan iklim tersebut Indonesia memilih mitigasi dan adaptasi perubahan iklim berbeda dengan negara maju yang mengambil kebijakan penurunan gas rumah kaca hingga 29 persen yang tertuang pada Paris Agreement dengan skenario business as usual (BAU).

Bukan hanya Indonesia yang mengambil kebijakan mitigasi dan adaptasi ada 77 negara plus China mengambil kebijakan mitigasi dan adaptasi.

Sampai saat ini, Indonesia terus uji coba varietas amphibi walaupun untuk sebagian komoditas khususnya padi kita sudah punya varietas impago dan impari yang adaptif dengan lahan kering. Namun saat ini kita sedang uji coba beberapa varietas amphibi yang nantinya dapat adaptif pada waktu musim kering maupun hujan.

“Sementara itu, untuk mengejar ketertinggalan dalam pemenuhan proďuksi tebu, dalam waktu yang tak lama lagi Kementan akan launching Varietas Tebu Amphibi dengan rendemen 12 persen dan produktivitas 120 ton per hektar,”pungkas Syakir usai menyampaikan materi keynote spech pada seminar nasional mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, di Cimanggu Bogor, Rabu (13/9/2017).(p/ma)